Minggu, 09 Oktober 2016

FANFICTION HYOYEON

Haloo... lama nggk ketemu. Sekarang aku mau kasih kalian fanfiction nih.. Sebenernya udah lama aku pengen buat, tapi baru kesampe-an sekarang, ini aja ceritanya dari cerpenku bukan niatan asli buat bikin fanfic :D. Udah ah nggk usah ngomong banyak2, langsung aja..
*sebelumnya maaf kalo rada2 nggk nyambung atau aneh..


MYTH of SCHOOL


Cast : Hyoyeon SNSD, Luhan , Cha Eun Woo Astro, Ken VIXX
Genre : horror
Rating : G
Leght : ficlet
“Apakah kau punya cerita?”
                “Ya, aku punya satu cerita. Tapi sebelumnya, kalian harus segera melupakan cerita ini setelah aku selesai menceritakan!.”
                “Waeyo?”
                “Karena ini tentang ‘mereka’.”
                “Ada apa dengan mereka ’mereka’?”

                WUUSSHH….
                Angin berhembus lembut membuat keadaan menjadi sunyi dalam sekejap. Entah ini hanya sebuah perasaan buruk saja atau mereka benar-benar merasakan hal yang sama. Ada yang memperhatikan mereka.
                “Kalian merasakannya?” Tanya sang pencerita.
                “…” Tak ada jawaban yang keluar dari mulut ketiga orang yang sedari tadi duduk manis mendengarkan sang pencerita berbicara.
                “Bersikaplah biasa, biarkan ‘mereka’ ikut dalam perbincangan ini!”
                “…”

                Luhan, Eun Woo dan Ken, si pendengar dari kisah Hyoyeon, siswi yang baru mereka kenal delapan jam yang lalu, lagi-lagi hanya diam dan saling melirik satu sama lain.

                “Baiklah, lebih baik langsung kumulai saja ceritanya. Kisah ini, tak jauh dari kita..”
                “..Sekolah ini.” 

●  ●  ●

                Jam menunjukkan pukul lima lebih tigapuluh menit . Dae Hee, siswi kelas XI 2, masih sibuk dengan pekerjaannya didalam kelas, tepatnya dilantai tiga paling pojok lorong bersebrangan dengan kelas XI 1 yang saat ini sudah sepi. Keadaan diluar kelasnya pun juga sudah sepi dan sunyi, dan matahari juga sudah bergeser kearah timur menunjukkan bahwa hari sudah sore hingga menuju petang.
                Mengetahui bahwa dia sudah terlalu lama dikelas dan senja sudah menyambut. Ia memutuskan untuk membereskan pekerjaannya dan akan pulang sebelum matahari sudah hilang berganti bulan. Dae Hee juga baru ingat bahwa ibunya berpesan agar dia pulang tidak terlalu sore. Ia pun sedikit bergegas membereskan barang-barangnya dan segera keluar dari kelasnya yang sedari tadi hanya dia seorang yang ada didalam kelas.
                Saat keluar dan menutup pintu kelasnya, tiba-tiba ia merasa sedikit ada yang aneh dengan keadaan sekolahnya. Hening, tak ada suara. Dae Hee hanya menggelengkan kepalanya berusaha menyingkirkan pikiran negative yang ada dibenaknya. Langsung saja dia berjalan sedikit dipercepat tanpa menengok ke belakang. Anehnya, lorong yang akan ia lewati terasa semakin memanjang dan jaraknya berjalan dengan tangga yang akan dituruninya semakin jauh. Dae Hee pun berlari kencang menuju tangga yang akan dilewatinya dan menuruni tangga dengan tergesa-gesa.
                Waktu menuruni tangga, Dae Hee hampir saja akan jatuh tersungkur karena ia merasa ada yang menarik kakinya seperti sengaja agar Dae Hee terluka. Ia pun melanjutkan menuruni tangga dengan cepat dan hati-hati. Sampailah ia dilantai satu dan langsung lari menuju gerbang belakang gedung sekolahnya, karena gerbang depan sudah ditutup dan dikunci.
                Ditengah ia berlari untuk keluar dari area sekolah, ia merasa ingin kekamar mandi unuk buang air kecil mengingat bahwa ia dari tadi tidak keluar kelas sama sekali. Dae Hee pun berbelok dan menuju kamar mandi putri yang untungnya gerbang tersebut belum ditutup. Tasnya ia taruh kedalam ruang ganti dan ia langsung masuk ke kamar mandi bilik tiga.
                Saat Dae Hee masih ada didalam kamar mandi, ia mendengar suara langkah kaki tetapi sedikit diseret menuju bilik sebelah kanannya. Dae Hee juga mendengar suara pintu tertutup dan guyuran air. Awalnya guyuran air tersebut seperti orang yang sedang mandi, tetapi lama-lama guyuran itu terdengar lebih keras dan lebih keras lagi. Dengan sedikit gemetar ia akhirnya keluar dan melihat kesebelah kanannya tepatnya bilik yang dari tadi terasa aneh.
                Kosong. Ternyata kamar mandi yang didengarnya ada orang yang masuk dan suara guyuran air tersebut kosong, dan pintunya masih terbuka.

‘Tapi kenapa suara air yang seperti dibuang-buang itu masih terdengar?’ pikir Dae Hee sambil sedikit melirik kanan kiri.

Tanpa basa-basi untuk memeriksa setiap bilik kamar mandi, ia pun langsung lari secepat mungkin dengan nafas yang tak teratur. Baru sampai gerbang menuju area luar sekolah ia langsung mengingat bahwa tasnya tertinggal diruang ganti putri. Dengan rasa jengkel, gelisa, sebal dan takut, ia pun kembali untuk mengambil tasnya.
Masuk ruang ganti dan mengambil tasnya lalu akan keluar, tiba-tiba pintu ruang ganti langsung tertutup keras. Ia terkunci dari luar.

“Tolong..tolong..!! Aku terkunci disini… Tolong..tolong..!!!”

Dae Hee teriak sekencang-kencang dan tak lupa untuk berusaha menarik knop pintu berharap bisa terbuka. Dengan usahanya akhirnya pintu tersebut terbuka.

“Untung saja.”

Baru keluar ruang ganti dan akan meninggalkan area kamar mandi perempuan, gerbang yang belum tertutup tadi tiba-tiba saja menutup dengan sendirinya. Dae Hee berusaha kembali untuk berteriak meminta pertolongan dan juga mencoba untuk membuka gerbang. Nihil. Gerbang itu tak bergerak sekalipun dan teriakannya juga tak ada yang merespon.

BYUURR..BYUURR..

Suara itu, datang lagi. Dae Hee sedikit melirik ke deretan kamar mandi disebelah kanannya. Kamar mandi aling pojok, tepatnya bilik kelima, terlihat samar-samar bayangan orang yang keluar. Dae Hee hanya bisa menahan tangisannya karena takut. Sosok itu akhirnya keluar. Mata Dae Hee hanya bisa terbuka lebar dengan mulut menganga melihat sosok yang mengerikan.
Rambut hampir sebahu yang acak-acakan. Badan yang basah dan kotor. Mata yang hanya tersisa satu. Juga mulut bagian kiri sobek hingga tulang pipi sambil menyeringai. Mengerikan. Hantu seperti pelajar SMA itu berjalan terseok-seok menghampiri Dae Hee yang terus-menerus teriak meminta tolong. Dengan tawanya yang mengerikan, jalannya pun juga semakin cepat kearah Dae Hee.

“AAAAAARRRGGGHHH!!!!!”

●  ●  ●

                “Keesokan harinya, Dae Hee ditemukan tewas dibilik lima dengan badan yang basah kuyup. Mulut bagian kirinya pun juga sobek hingga ke tulang pipi..”
                “..semua penghuni sekolah bahkan kepala sekolah tak tau latar belakang insiden itu terjadi.” Kata Hyoyeon menyelesaikan kisahnya.
                “Itu kisah nyata?” Tanya Ken sedikit seperti mengintrogasi.
                “Eemm.. Sepertinya hanya mitos aja, kan belum ada yang tau kebenarannya!” Jawab Hyoyeon sambil mengangkat bahu pertanda tak yakin akan kisahnya.
                “Lalu bagaimana kau bisa tahu ceritanya dan menceritakannya pada kita?”

               Tanpa sengaja pertanyaan Luhan membuat Hyoyeon, Eun Woo, dan Ken berpikir kembali. Hyoyeon hanya menjawabnya dengan senyuman tipis.

                “Sudahlah jangan dibahas lagi, aku masih merinding tau! Sekarang sudah jam setengah enam, terlalu sore, lebih baik kita pulang. Ayo Hyoyeon pulang sama-sama?” Ajak Eun Woo
                “Kalian duluan aja, aku masih ada sedikit urusan.”
                “Oohh..  ya udah, kalau gitu kita bertiga duluan ya. Daahh..!!”

                Baru saja Luhan, Eun Woo, dan Ken berbalik lalu akan keluar kelasnya, XI 2, mereka merasa ada yang ganjil dengan suasana sekitar mereka. Tiba-tiba terdengar suara aneh dibelakangnya yang berkata..

                “Hati-hati!”

                Tiga sejoli tersebut saling melirik dan menengok kearah sumber suara. Wujud hantu dikisah Hyoyeon tadi, sekarang ada didepan mata mereka sedang menyeringai menetap mereka bertiga. Hantu itu adalah….HYOYEON.

                “AAAAARRRGGGHHHH!!!!”


End..